Senin, 13 Oktober 2014


Di petang ini matahari mulai sayup dalam cahaya
Dimana udara sejenak pelan terasa
Aku masih duduk termangu dalam dinding putih
Mulai gusar akan jejak yang melangkah
Kata-kata yang kelu akan makna
Beku akan hasrat yang kaku tak bicara
Asap yang mengawang-awang di langit dinding
Dari sebatang kretek yang tak henti kunikmati
Ditemani secangkir kopi panas yang menambah kenikmatan ini
Terasa hidup begitu larut dalam pahitnya kopi sore ini
Tak elak hati tak bersama raga
Begitupun raga yang mulai ditinggal hati dari kejauhan
Namun ini bukan persoalan cinta
Dimana aku ditinggalkan oleh kedua nya
Ini hanya pilihan, yang terkadang harus berbeda
Kadang diam itulah jawaban yang diinginkan waktu
Bukan kah hidup tak hanya sebatas kita bisa tertawa
Tapi semua orang menyimpan nya hanya dalam senyum
Seakan semuanya baik-baik saja

Banda aceh, 13 Oktober 2014
Oleh. OK.Perdana Indra

Selasa, 07 Oktober 2014

Budak Negri

mana janjimu hai saudara
rakyat makmur, ekonomi lancar,
pendapatan meningkat, pengangguran berkurang,
hasil bumi akan lebih subur
jaminan kesehatan sosial

mana janjimu hai saudara
cerobong-cerobong asap kau asapkan kembali,
garapan sapi kau gunakan lagi
sawah ladang kau janjikan penghasilan yg berkembang

wahai saudara, tak usahlah kau berbeo,
dengarkah kau teriakan budak kecil di pinggiran pantai,
yg hnya terkadang terdngar dentuman ombak yg menerjang karang,

"hai saudara hari ini si budak kecil bersuara"
kau kemanakan sawah ayah ku, ladang ibu ku, teman2 ku,
perlu ku tekankan hai saudara, yg td ku bilang itu, itu sudah hilang,
hilang yg tak tau dmna akar ujung nya,, kau kembalikan hak sosial ku, itu harta di dunia bagi ku
maka di saat ini lh ku ingin menuntut perkataan mu dulu,,
apakah kau lupa dengan orasimu saat kau berkampanye dulu,,,,????


Bireuen, 04 Mei 2011
Oleh.Rahmad Hasani
Mahasiswa FKIP Al-Muslim