Mutiara Aceh Selatan
Yang Tak Kunjung Berkilau
Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah
satu kabupaten di Provinsi Aceh, yang telah disahkan pada tanggal 10 April
2002, resmi dimekarkan sesuai dengan UU RI No.4 tahun 2004, menjadi tiga Kabupaten,
yaitu: Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Aceh Singkil, dan Kabupaten Aceh
Selatan.
Kondisi topografi Kabupaten
Aceh Selatan sangat bervariasi, yang terdiri dari daratan rendah, gelombang,
berbukit, hingga penggunugan. Dan hampir 95% penduduk disana bekerja sebagai
tani. Sehingga hal ini memiliki potensi yang besar dalam bidang hasil pertanian khususnya buah
pala.
Dan hasil observasi langsung oleh tim
Jelajah Budaya Aceh 2012 menemukan bahwasanya Kabupaten ini dikenal identik
dengan buah palanya, dikarenakan Aceh Selatan merupakan salah satu Kabupaten penghasil
pala terbesar di Aceh. Sehingga menuntut kretifitas masyarakat untuk
membudidayakan buah pala tersebut secara turun temurun bertahun-tahun. Pada
umumnya masyarakat hanya memanfaatkan buah pala sebagai makanan khas yang
dikemas menjadi sebuah manisan saja. Namun seiring perkembangan IPTEK ternyata
buah pala tak hanya dijadikan makanan manisan, melainkan banyak hasil yang bisa
dimanfaatkan dari buah pala seperti, sirup pala , minyak pala yang bisa digunakan
sebagai obat-obatan dan biji buah pala yang bisa dijadikan kerajinan tangan
untuk hiasan rumah.
Padahal buah pala ini termasuk
kategori buah yang sangat mudah didapat didaerah ini bahkan dalam jumlah yang
besar, sehingga jika diberdayakan secara baik akan menimbulkan manfaat yang
cukup besar bagi masyarakatnya sendiri.
Dan menariknya lagi aktifitas
pemetikan buah pala, dijadikan sebuah icon tarian khas di Kabupaten Aceh
Selatan yang dicetus pada tahun 2004 oleh dua orang tokoh budayawan Aceh
Selatan yaitu Saniati, S.Pd dan Muskidar, tarian ini diberi nama Tarian Bungong
Pala. Yang pertama kali tari ini ditampilkan secara umum di ajang PKA ke-IV di
Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh.
Seorang pengrajin usaha makanan buah
pala (Darmani-Rabu,23 Mei 2012) mengungkapkan bahwasanya buah pala merupakan
salah satu hasil khas Kabupaten Aceh Selatan yang memiliki daya tarik cukup
basar bagi wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Namun dalam hal ini beliau
mengakui bahwasanya masih memiliki banyak kendala dan keterbatasan untuk memproduksi
buah pala ini. Dan peran Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan pun dinilai tidak
pernah memberikan kontribusi yang memadai baik dalam hal bantuan, modal, atau
pun promosi sehingga menyulitkan Darmani dan pengusaha makanan buah pala
lainnya dalam mengenalkan buah pala, apalagi hampir semua pengrajin makanan
buah pala ini tergolong pengusaha menengah kebawah. Beliau sebagai pengusaha
kecil juga berharap besar adanya sebuah kontribusi dan bantuan dari Pemerintah
setempat agar bisa menaungi aspirasi mereka dalam memajukan usaha buah pala
dalam lokal, nasional, maupun internasional.
Aceh Selatan, 23 Mei 2012
Ditulis Oleh,
OK. Indra Perdana